Minggu, 01 Mei 2011

PERGAULAN BEBAS


BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah salah satu makhluk yang dalam meneruskan hidup jenisnya memerlukan pasangan untuk dapat melakukan regenerasi. Dalam proses regenerasi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku keduanya. Sebagai manusia yang mempunyai berbagai kelebihan dibanding makhluk lain, yaitu karunia akal dan hati. Maka manusia dalam proses regenerasi tidaklah sama seperti hewan. Tetapi manusia mempunyai berbagai aturan kehidupan yang telah diajarkan oleh pembawa pesan dari sang penelpon, atau berbagai norma sebagai kesepakatan bersama dengan manusia lain. Aturan/norma ini dibuat dengan pemikiran dan penggunaan hati untuk menilainya sebagai pedoman hidup untuk menjadi manusia yang baik.
Hubungan yang terjalin antara jenis satu dengan lainnya ini adalah kekuatan utama agar generasi manusia tidak punah. Proses ini dalam kehidupan dewasa ini sudah mulai tercampuri berbagai kebudayaan lain yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat manusia di belahan bumi timur, Negara kita termasuk didalamnya.
Dalam uraian makalah ini akan menyinggung masalah pergaulan bebas antara remaja yang menjurus pada penyalah gunaan hasrat untuk regenerasi menjadi hasrat untuk pelampiasan nafsu diri semata.

BAB II
PERGAULAN BEBAS

Dewasa ini pergaulan remaja, baik remaja sekolah maupun remaja kuliah, telah mengalami suatu tahapan yang berbeda dengan adapt budaya dan agama yang menjadi sandaran norma dan aturan dalam hubungan interaksi antar manusia. Dalam pergaulan yang semakin bebas ini memunculkan berbagai bentuk kebiasaan lain.
Dari pola pikir yang materialistic dan mencari kenikmatan instant walau sesaat telah menjadi sisi kehidupan tersendiri. Dari kebebasan pergaulan meskipun ada segi positifnya yaitu kebebasan berpikir dan berkreasi dengan kerjasama antar lawan jenis sehingga menghasilkan kreasi karena kedekatannya, mempunyai sisi lain dengan lahirnya berbagai gejala social diantaranya terjadi sex pra nikah.
Sex bebas yang merebak di kalangan remaja adalah fenomena di mana aturan dan norma kehidupan yang telah diajarkan agama dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama antar manusia telah terabaikan, tergusur oleh pemikiran yang serba untuk kesenangan.
Perilaku sex bebas ini selain telah mengabaikan norma, juga telah mendorong terjadinya pergeseran fungsi utama sex bagi manusia. Dari tujuan utama sebagai sarana regenerasi telah beralih menjadi sarana nafsu semata. Naluri sex merupakan sumber tenaga manusia untuk terus melestarikan spesiesnya di mana dalam pertumbuhannya remaja hingga dewasa dorongan sex ini semakin kuat. Jika tanpa ada pengatur atau pengontrol oleh norma agama, sosial masyarakat dan pendidikan sex akan terjadi dominasi nafsu dalam diri.
Pergaulan bebas antar lawan jenis mendorong terjadinya hamil pra nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya. Gadis yang sudah tidak “Gadis” lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia di mana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.
Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam, terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi merupakan indikasi terjadinya banyak permasalahan pada generasi muda. Sex pra nikah telah menjadi node pergaulan negatif yang harus ditanggapi serius semua pihak dengan pengupayaan perhatian yang lebih.
Karena dari hal ini memicu timbulnya hamil sebelum nikah akibat sex bebas dalam pergaulan yang mana minimnya pendidikan pemahaman agama, kurangnya perhatian orang tua, cueknya masyarakat akan situasi lingkungan dan taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum bertata secara benar yang kebanyakan diperoleh dari teman sebaya lewat obrolan-obrolan cabul dan jorok atau lewat media-media masa yang menimbulkan anggapan yang salah atau emosi negative.
Masa remaja dalam perkembangannya hingga timbul rasa tertarik pada lawan jenis merupakan awal masa bercinta. Pertumbuhan biologis serta perkembangan psikologis dan pergaulan makin menumbuh kembangkan nafsu seksual awal, meningkatkan pada taraf rasa senang dan tertarik terhadap lawan jenis, secara perlahan menuju taraf kematangan, ditingkatkan dengan pendekatan.
Dalam tahap pacaran ini peran norma agama dan adat budaya sebagai pengontrol serta pemberi batasan antar lawan jenis sangat berpengaruh asal tidak terjadi pergaulan bebas yang menjurus pada sex bebas. Akibat naluri sex menggebu yang tidak mudah dikendalikan dan agar proses pacaran berjalan lancar dengan penyesuaian dan perkenalan karakter masing-masing sehingga mencapai kesuksesan menuju jenjang pernikahan yang mana kedua pasangan telah siap dengan tidak didahului adanya kehamilan terlebih dahulu.
Makin maraknya hamil pra nikah ini tidak luput dari kurangnya peran sector pendidik dalam memberikan pengajaran, pengertian dan pemahaman akan pendidikan sex yang sehat untuk menghasilkan manusia-manusia yang dewasa, betul-betul matang, dapat menggunakan seksualitasnya dengan bertanggung jawab demi kebahagiaan dirinya sendiri dan lingkungan atau masyarakat, yang mana peran pendidikan ini sangat perlu.
Eefk lain dari maraknya sex bebas adalah makin merebaknya penyakit kelamin, dari yang ringan hingga HIV-AIDS banyak menjangkiti kehidupan generasi muda sekarang.
Perlunya pendidikan sex bagi remaja agar remaja tidak terjebak pergaulan bebas yang mendorong pada sex bebas, terutama pendidikan sex yang efektif dari orang tua dalam keluarga. Sedang sekolah menekankan ajaran kejujuran, tanggung jawab, pengendalian diri dan kewaspadaan.
Pengendalian hawa nafsu sebagai jihad terbesar sepanjang hidup dengan kepatuhan dan keimanan pada ajaran agama. Dengan hal ini dapat mencegah hubungan terlalu jauh sebelum nikah. Bagi yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu seyogyanya melaksanakan pernikahan dengan dasar kesiapan dari kedua pasangan secara kepribadian, kematangan mental, emosional, sosial dan fisik serta sikap mengedepankan rasa tanggung jawab. Dan tak lupa syarat pernikahan ini haruslah berdasarkan perasaan saling cinta mencinta dan harga-menghargai.
Kiat bagi remaja dalam berpacaran yang mana pacaran budaya asing, hendaknya diisi dengan jalinan hubungan dengan pasangan dengan dasar cinta, cinta yang tidak harus belepotan syahwat dan birahi. Bahkan ketika cinta itu tumbuh semakin dewasa, syahwat dan birahi tidak lagi menjadi tujuan yang memiliki arti. Dalam bentuknya yang dewaas itu, cinta lebih kentara dengan wujud kepasrahan, keikhlasan dan pengaruh eksistensi.

Aku mencintaimu bukan karena ingin memilikimu, tapi aku mencintaimu karena aku mencintai-Nya.”

Inilah motivasi untuk merubah pola pikir generasi muda yang hanya memburu nafsu kesenangan sesaat, menjadi sebuah ide hidup yang hangat menemani hari dalam naungan cinta suci menuju kebenaran sejati. Inilah tonggak manusia menjadi umat yang paling tinggi derajatnya di banding makhluk lain.



BAB III
PENUTUP

Pendewasaan pemikiran remaja dengan beranjak dalam memahami cinta dari sekedar remah-remah kehidupan kepada cinta sebagai hamparan sawah lading, yang tidak pernah menuntut hadir di meja makan, namun karenanya kita semua bisa dengan lahap bersantap malam. Cinta suci inilah dasar pergaulan lawan jenis yang sesuai dengan fitrah manusia agar tidak menimbulkan gejala sosial yang negatif.
Perkembangan regenerasi yang dapat memperoleh hasil yang baik. Bukan karena faktor kecelakaan atau regenerasi yang tidak diinginkan, tetapi merupakan tujuan suci untuk menjaga eksistensi kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Demikianlah uraian makalah ini yang dapat kami/pemakalah sampaikan. Semoga dapat menjadikan manfaat dan tambahan pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar