Minggu, 01 Mei 2011

TUGAS MULIA GURU


TUGAS MULIA GURU

  1. Tugas Mulia Guru
Orang sering mengira bahwa tugas seorang guru hanyalah mengeja huruf dab menghitung angka. Kelihatannya sederhana ….
Sederhana?
Namun, pada praktiknya tidak sesederhana itu. Sebagai lapis kedua setelah keluarga dalam perannya mendidik anak, guru mempunyai peran yang sangat besar dalam tumbuh kembang seorang anak. Keberhasilan seorang anak saat dewasa apakah dia akan menjadi orang yang baik atau jahat, pintar atau bodoh, sukses atau gagal, dipengaruhi oleh didikan guru mereka, selain didikan keluarga dan pengaruh lingkungannya.
Tidak ada seorang tokoh pun di dunia ini yang berhasil tanpa peran serta seorang guru. Dia tidak akan berhasil menjadi politikus andal, ilmuwan yang pintar, tentara yang gagah berani, dan sebagainya, kecuali sebelumnya dia belajar banyak dari seorang guru. Bahkan, Rasulullah Saw. pun mengawali masa kecilnya dalam bimbingan seorang guru, sekaligus ibu susunya, yaitu Halimatus Sa’diyah. Halimah-lah yang mengajarkan kepada Rasulullah tentang cara bertutur kata dan bersikap baik.
Suku Sa’ad yang termasuk suku Badui Arab memang terkenal dengan kemurnian bahasanya sehingga keluarga Abu Muthalib memercayakan pengasuhan Muhammad kecil kepada mereka. Hingga Muhammad menjadi yatim, dewasa, dan kemudian diangkat sebagai Rasul, beliau tetap menghormati Halimah, seperti beliau memperlakukan orangtuanya.

  1. Kita Adalah Guru
Secara formal, menurut Undang-Undang No.14/2005, pasal 1, butir 1 tentang guru dan dosen, “Yang disebut dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Namun, pada dasarnya, setiap orang adalah guru, contoh yang digugu dan ditiru, terutama oleh anak-anak yang sering meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.
Biasanya, anak-anak usia dini menerapkan apa yang mereka lihat, mereka dengar, dan mereka rasakan dari lingkungannya. Apa yang telah mereka dapatkan ketika masih kecil akan berbekas sangat kuat hingga mereka dewasa. Seperti peribahasa yang kita dengar, belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu. Oleh karena itu, orang dewasa yang dijadikan contoh oleh mereka, haruslah pintar-pintar dalam menjaga perilakunya sehingga dia bias menjadi contoh yang positif bagi anak-anak.
Lihatlah, betapa anak-anak sekarang berusaha meniru apa yang mereka lihat dari artis-artis dan tayangan televisi, meskipun tidak jarang, semua yang mereka serap berdampak negatif bagi perkembangan mental mereka.
Sekolah sebagai salah satu kekuatan besar dalam menciptakan agen perubahan perlu ditangani oleh guru-guru yang andal. Sekolah memerlukan guru yang berkualitas, profesional, dan mempunyai visi yang jauh akan perkembangan sumber daya manusia yang akan dating. Dengan demikian, seorang guru itu dapat menjadikan mereka sebagai generasi yang hebat dan mampu menjadi generasi rahmatan lil’alamin. Mereka pun akan menjadi manusia-manusia berkualitas, unggul, dan berdaya tahan tinggi dalam menghadapi perubahan.
Anak-anak adalah calon pewaris bangsanya. Dalam proses transferring values and knowledge, guru yang baik akan senantiasa mengajar dan berkomunikasi kepada anak-anak, dan bukan sekadar berkomunikasi terhadap mereka.
Lalu, bagaimana ciri-ciri guru yang kreatif dan profesional itu?
        1. Fleksibel.
Dibutuhkan guru yang tidak kaku, luwes, dan dapat memahami kondisi anak didik, memahami cara belajar mereka, serta mampu mendekati anak melalui berbagai cara sesuai kecerdasan dan potensi masing-masing anak.


        1. Optimistis.
Keyakinan yang tinggi akan kemampuan pribadi dan keyakinan akan perubahan anak didik ke arah yang lebih baik melalui proses interaksi guru-murid yang fun akan menumbuhkan karakter yang sama terhadap anak tersebut.
        1. Respek.
Rasa hormat yang senantiasa ditumbuhkan di depan anak didik akan dapat memicu dan memacu mereka untuk lebih cepat tidak sekadar memahami pelajaran, namun juga pemahaman yang menyeluruh tentang berbagai hal yang dipelajarinya.
        1. Cekatan.
Anak-anak berkarakter dinamis, aktif, eksploratif, ekspresif, kreatif, dan penuh inisiatif. Kondisi ini perlu diimbangi oleh Anda sebagai pengajarnya sehingga Anda mampu bertindak sesuai kondisi yang ada.
        1. Humoris.
Menjadi guru killer? Anak-anak malah takut kepada Anda dan tidak mau belajar. Meskipun tidak setiap orang mempunyai sifat humoris, sifat ini dituntut untuk dimiliki seorang pengajar. Karena pada umumnya, anak-anak suka sekali dengan proses belajar yang menyenangkan, termasuk dibumbui dengan humor. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat membantu mengaktifkan kinerja otak kanan mereka.
        1. Inspiratif.
Meskipun ada panduan kurikulum yang mengharuskan semua peserta didik mengikutinya, guru harus menemukan banyak ide dari hal-hal baru yang positif di luar kurikulum. Ia dapat membuat anak didik terinspirasi untuk menemukan hal-hal baru dan lebih memahami informasi-informasi pengetahuan yang disampaikan gurunya.
        1. Lembut.
Di mana pun, guru yang bersikap kasar, kaku, atau emosional, biasanya mengakibatkan dampak buruk bagi peserta didiknya, dan sering tidak berhasil dalam proses mengajar kepada anak didik. Pengaruh kesabaran, kelembutan, dan rasa kasih sayang akan lebih efektif dalam proses belajar mengajar dan lebih memudahkan munculnya solusi atas berbagai masalah yang muncul.
        1. Disiplin.
Disiplin di sini tidak hanya soal ketepatan waktu, tapi mencakup berbagai hal lain. Sehingga, guru mampu menjadi teladan kedisiplinan tanpa harus sering mengatakan tentang pentingnya disiplin. Contoh, disiplin dalam waktu, menyimpan barang, belajar, dan sebagainya. Dengan demikian, akan timbul pemahaman yang kuat pada anak didik tentang pentingnya hidup disiplin.
        1. Responsif.
Ciri guru yang profesional, antara lain cepat tanggap terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, baik pada anak didik, budaya, sosial, ilmu pengetahuan maupun teknologi, dan lain-lain.
        1. Empatik.
Setiap anak mempunyai karakter yang berbeda-beda, cara belajar dan proses penerimaan, serta pemahaman terhadap pelajaran pun berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru dituntut mempunyai kesabaran lebih dalam memahami keberagaman tersebut sehingga bisa lebih memahami kebutuhan-kebutuhan belajar mereka.
        1. Nge-friend.
Jangan membuat jarak yang lebar dengan anak didik hanya karena posisi Anda sebagai guru. Jika kita dapat menjadi teman mereka akan menghasilkan emosi yang lebih kuat daripada sekedar hubungan guru-murid. Sehingga, anak-anak akan lebih mudah beradaptasi dalam menerima pelajaran dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

  1. Suka Dengan Anak
Ini wajib! Jangan harap bisa bergaul dan mendidik anak-anak jika pada dasarnya Anda tidak suka anak-anak! Menyukai anak dan menyukai dunia mereka adalah syarat mutlak yang harus dimiliki seorang guru. Karena bagaimana pun, saat kita berada di antara mereka, bermain dan belajar bersama, kita pun harus kuat menikmati aktivitas tersebut. Sebab. Jika tidak, sia-sia saja apa yang telah kita lakukan.
Anak-anak sangat peka terhadap situasi lingkungannya. Dia dapat merasakan jika seseorang, termasuk gurunya, tidak menyukainya. Jika anak didik merasa bahwa gurunya tidak menyukai mereka, biasanya akan mengakibatkan anak didik menjadi phobia, bahkan antipati terhadap guru dan enggan belajar.
Sebenarnya, secara naluriah, setiap orang menyukai anak-anak. Tetapi, cara agar anak-anak tahu bahwa kita menyukai mereka, tidak semua orang bisa langsung mempraktikkannya dengan mudah. Padahal, anak-anak perlu tahu sehingga dia merasa aman. Not only teach, but also touch! Bukan hanya mengajar, melainkan juga menyentuh hati mereka! Kasih sayang dan rasa cintalah yang akan menguatkan hubungan antara guru-murid. Dan, itu harus diperlihatkan kepada anak-anak sebagai kunci dari penumbuhan rasa percaya diri mereka.
Kepercayaan dan rasa cinta adalah tenaga yang luar biasa. Perasaan tersebut yang mendorong tidak sekadar pikiran anak-anak, tetapi juga hati mereka untuk mempunyai rasa percaya diri dan kemandirian yang memberikan pengaruh penting dalam kehidupannya di masa dating.
I personally think that love is the most important element in developing the brain and developing the child.” (Prof. Marian Diamond, Brain Researcher)

  1. Anak Adalah Amanah
Hakikatnya, semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah, termasuk juga anak-anak kita. Menjaga mereka adalah kewajiban kita sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Khalik. Seperti kita menjaga barang yang dititipkan oleh orang lain, tentu kita akan berhati-hati dan berusaha menjaganya agar tidak rusak, agar sang pemilik merasa senang. Begitu pula dengan anak-anak kita. Bukankah anak adalah perhiasan dunia yang dititipkan Allah kepada kita?
Perlakukan mereka seperti kita menjaga perhiasan agar senantiasa berkilau dan indah sehingga kita pun ikut terimbas kilauannya. Jika dibiasakan melakukan kebaikan sejak kecil, insya Allah, dia akan tumbuh menjadi orang yang baikdi dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dia tumbuh ditelantarkan tanpa pengawasan, niscaya dia akan menjadi orang yang celaka.
Akan tetapi, ingat, bukan berarti karena saking hati-hatinya, kita menjadi otoriter menjaga anak-anak. Kadang, ada orangtua yang karena terlalu sayang pada anak-anaknya, mereka bersikap over protective sehingga anak tidak bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Mereka pun tumbuh menjadi anak yang manja, egois, dan sifat-sifat buruk lainnya. Sebaliknya, pengawasan yang kurang terhadap anak didik juga akan berakibat buruk bagi mereka. Seorang guru yang bersikap proporsional dalam menjaga dan mengawasi mereka adalah salah satu kunci sukses dalam pendidikan anak.

ILMU USHUL FIQIH


Nama Buku : ILMU USHUL FIQIH
Pengarang : Prof. Dr. Abdul Wahhab Khallaf
  1. Nash Syara’
Nash Syara’ dilaksanakan sesuai dengan pemahaman dari ungkapan, syarat, dalalah (petunjuk) atau tuntunannya.
  1. Mafhum Mukhalafah (Pengertian Kebalikan)
Kaidah ini adalah bahwa nash syara’ tidak memiliki petunjuk atas hokum yang dikandung oleh pengertian kebalikan dari bunyi nash. Tetapi hukum kebalikan yang tak terucap itu diketahui dari dalil syar’ yang lain seperti “asal adalah mubah”.
Firman Allah SWT :
“Katakanlah : Tidaklah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya kecuali kalau makanan itu bangkai atau darah yang mengalir. (QS. Al-An’am : 145)
Bunyinya adalah haramnya darah yang mengalir, sedangkan halalnya darah yang tidak mengalir adalah mafhum mukhalafah (pengertian kebalikan) dari bunyi nash dan untuk ini tidak ada petunjuk dari ayat, tetapi diketahui dari hukum asal mubah atau dengan dalil syara’ yang lain. Seperti sabda Rasulullah SAW : “Dihalalkan bagimu dua bangkai dan dua darah : Dua bangkai adalah ikan dan belalang, sedang dua darah adalah hati dan limpa”.
Mafhum mukhalaf terbagi menjadi lima :
    1. Mafhum Al-Washfi (Pemahaman dengan sifat).
    2. Mafhum Ghayah (Pemahaman dengan batas akhir).
    3. Mafhum Syarat (Pemahaman dengan syarat).
    4. Mafhum ‘Adad (Pemahaman dengan bilangan).
    5. Mafhum Laqab (Pemahaman dengan julukan).
  1. Dalalah
Dalalah (petunjuk) yang jelas dari nash yaitu makna yang ditunjukkan oleh bentuk nash itu sendiri tanpa membutuhkan faktor luar. Jika nash itu mungkin untuk ditakwil, tetapi yang dimaksud bukan tujuan asal dari susunan katanya maka disebut zhahir. Jika mungkin untuk ditakwil sedangkan yang dimaksud adalah tujuan asal dari susunan katanya maka disebut nash. Jika nash itu tidak mungkin ditakwil tetapi hukumnya dapat dinasakh ( disalin) maka disebut mufassar. Dan jika tidak mungkin untuk ditakwil dari hukumnya tidak dapat disalin maka disebut muhakkam.
  1. Dalil Yang Tidak Jelas
Nash yang tidak jelas petunjuknya yaitu nash yang bentuknya sendiri tidak dapat menunjukkan makna yang dimaksud tetapi dalam pemahamannnya membutuhkan unsur dari luar. Jika kesamarannya dihilangkan dengan penelitian dan ijtihad maka disebut Al-Khafiy (samar) atau Al-Musykil (sulit). Jika kesamarannya tidak dapat dihilangkan kecuali dengan penjelasan dari syar’i, maka disebut Al-Mujmal (Global) dan jika tidak ada kemungkinan sama sekali untuk menghilangkan kesamaran itu maka disebut Al-Mutasyabih (serupa).
  1. Al Musytarak (Bermakna Lebih Dari Satu)
Yaitu lafal yang dibentuk dengan memiliki makna yang bermacam-macam.
  1. Al’am (Umum)
Yaitu lafal yang dibuat untuk makna yang satu, tetapi satu makna ini dapat diterapkan pada beberapa satuan yang tidak dapat dibatasi dalam satu lafal saja, meskipun kenyataannya dapat dibatasi seperti lafal At-Thalabah (beberapa mahasiswa) menunjukkan makna yang dapat diterapkan dalam satuan (mahasiswa) yang tak terbatas dan mencakup kesemuanya.
  1. Al Khaash (Khusus)
Yaitu satu makna yang diterapkan dalam satu satuan atau satuan yang terbatas. Seperti lafal Muhammad, At-Thaalib (seorang siswa), At-Thullaab Al-‘Asyarah (sepuluh siswa), seratus atau seribu.
    1. Bentuk Amar (Perintah).
    2. Bentuk Nahi (Larangan).
Isi :
Mukaddimah, berisi tentang perbandingan umum antara Ilmu Fiqih dan Ilmu Ushul Fiqih yang dari perbandingan itu akan jadi jelas definisi Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih, objek pembahasannya dan tujuan mempelajarinya juga pertumbuhan dan perkembangannya.
Bagian pertama, berisi tentang dalil-dalil yang menjadi dasar pengambilan hukum syara’. Dalam bagian ini dijelaskan luasnya sumber hukum dalam syariat Islam, kelengkapannya kekurangannya dan keluwesannya.
Bagian kedua, berisi tentang pembahasan-pembahasan hukum syara’ yang disyariatkan dalam Islam. Akan jelas keadilan Allah dan Rahmat-Nya dalam menghilangkan kesempitan bagi para mukallaf dan menghendaki kemudahan bagi mereka.
Bagian ketiga, berisi tentang kaidah-kaidah pokok dari segi bahasa yang diterapkan untuk memahami hukum dari nashnya.
Bagian keempat, berisi tentang kaidah pokok pembentukan hukum syariat Islam yang dijadikan pedoman dalam memahami hukum-hukum syara’ dari nashnya, tentang pembentukan hukum dari kejadian yang tidak memiliki nash. Dalam bagian ini akan jelas tentang tujuan syar’i secara umum dalam membuat dan menciptakan hukum-hukum syara’. Akan jelas pula tentang nikmat Allah SWT. yang telah diberikan kepada hambanya berupa pemeliharaan kemaslahatan mereka.

Alasan Memilih Buku :
Saya senang dengan buku ini disebabkan buku ini lebih mudah dipahami karena merupakan terjemahan langsung dari kitab aslinya. Isinya juga lebih lengkap disbanding buku Ushul Fiqih yang lain, dari segi penjelasan tentang hukum-hukum syariat Islam, sehingga memberikan kemudahan bagi para pembaca.


REFLECTIVE TEACHER QUESTIONS TO CONSIDER


REFLECTIVE TEACHER QUESTIONS TO CONSIDER

  1. Lesson Planning
    1. What are the objectives of your lesson ?
      • Apa sasaran pembelajaran anda ?
        • Sasaran pembelajaran saya adalah para siswa tingkat SD dari kelas IV s/d kelas VI.
    2. How many objectives do you have ?
      • Berapa banyak sasaran yang Anda miliki ?
        • Saya memiliki sasaran sebanyak kira-kira 20 siswa setiap kelas.
    3. What activities will help you meet the objectives ?
      • Kegiatan apa yang membantu Anda mencapai sasaran itu ?
        • Membaca, menjawab pertanyaan, tanya jawab, kerja kelompok, mengadakan permainan-permainan akan membantu saya mencapai sasaran tersebut.
    4. How will you asses that your objectives were met this day ?
      • Bagaimana Anda akan menilai bahwa sasaran Anda telah terpenuhi hari ini ?
        • Saya akan menilai bahwa sasaran saya telah terpenuhi hari ini dengan melihat antusias siswa dan hasil belajar siswa.
    5. How much time did you spend on your lessons ?
      • Berapa banyak waktu yang Anda habiskan pada pelajaran-pelajaran Anda?
        • Saya menghabiskan waktu 17 jam pelajaran dengan 11 atau 12 kali pertemuan.

  1. Giving Directions
    1. How did you give the directions? Verbally? On the board? Both?
      • Bagaimana Anda memberi penjelasan? Secara lisan? Di papan tulis? Keduanya?
        • Kedua-duanya, saya memberi penjelasan secara lisan dan di papan tulis.
2. How could you tell if the students understood the directions ?
      • Bagaimana Anda bisa tahu jika siswa memahami penjelasan tersebut ?
        • Saya bisa tahu jika siswa memahami penjelasan-penjelasan tersebut apabila mereka bertanya.
3. What did you do to ensure the students understood the directions? Comprehension check? Modeling? Other?
      • Apa yang Anda lakukan untuk memastikan siswa memahami penjelasan tersebut? Cek pemahaman? Modeling? Atau yang lainnya?
        • Saya akan melakukan cek pemahaman.

C. Pacing and Transitions
1. How much time did you spend on each activity ?
      • Berapa banyak waktu yang Anda habiskan untuk setiap aktivitas ?
        • Saya menghabiskan waktu antara 15 menit sampai dengan 45 menituntuk satu aktivitas.
    1. How did you change from one activity to another ?
      • Bagaimana Anda mengubah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya ?
        • Dengan memberitahukan kepada siswa bahwa kita akan menuju aktivitas yang lain.
    2. Were the activities connected in theme ?
  • Apakah kegiatan tersebut berkaitan dengan tema ?
    • Ya, aktivitas-aktivitas tersebut berkaitan dengan tema.
  1. Were the students easily able to move from one activity to another ?
      • Apakah siswa dapat dengan mudah berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya ?
        • Kadang-kadang.
  1. Were the students ready to move on to a new activity ?
          • Apakah siswa siap untuk beralih ke aktivitas baru ?
            • Ya, siswa harus siap.
  1. What was the energy level of the students throughout the activity ?
              • Bagaimana tingkat energi siswa melewati aktivitas itu ?
  • Ada yang lelah, gembira, bosan, dan biasa-biasa saja.

D. Student and Teacher Interactions
  1. How much did you talk during the lesson ?
    • Berapa banyak Anda berbicara selama pelajaran ?
      • Sangat sering.
  2. How much did the students produce English during the lesson ?
        • Berapa banyak siswa berbicara bahasa Inggris selama pelajaran ?
  • Sangat jarang sekali.
  1. How many different student used English is this day’s lesson ?
    • Berapa banyak siswa yang menggunakan bahasa Inggris hari ini ?
  • Sangat jarang sekali.
  1. How many students responded to your questions ?
    • Berapa banyak siswa yang menanggapi pertanyaan-pertanyaan Anda ?
      • 7 orang siswa dari 20 orang menanggapi pertanyaan-pertanyaan saya.
  1. What types of group or pair activities did you do ?
    • Apa jenis kelompok/pasangan aktivitas yang Anda lakukan ?
  • Kelompok diskusi/bercerita.
  1. What did you do during thr group and pair activities ?
    • Apa yang Anda lakukan selama kegiatan kelompok tersebut ?
  • Mengawasi kegiatan siswa.

E. Classroom Management
    1. What did you do to call the class to order ?
      • Apa yang Anda lakukan untuk menyarankan kelas untuk diam/teratur ?
  • Saya menyuruh kelas untuk diam/jangan ribut.
2. How did you get students to come back to a whole class after group and fair work?
      • Bagaimana Anda menyuruh siswa untuk kembali ke kelas setelah kerja kelompok ?
  • Dengan mengatakan bahwa waktu kegiatan telah selesai.
3. How did you respond to shy students ?
      • Bagaimana Anda menanggapi siswa yang pemalu ?
  • Dengan mengajaknya berbicara.
4. How did you respond to talk active students ?
      • Bagaimana Anda menanggapi/merespon siswa yang latah ?
  • Dengan tidak menciptakan suara yang mengejutkan ketika berada di dekatnya.
5. How did you respond to student questions ?
      • Bagaimana Anda menanggapi pertanyaan siswa ?
  • Saya akan berusaha menjawab pertanyaan itu.
6. What did you do if/when a student didn’t understand ?
      • Apa yang Anda lakukan jika siswa tidak mengerti ?
  • Saya akan menjelaskan kembali apa yang tidak dimengerti.

REMAJA DAN PERMASALAHANNYA : BAHAYA MEROKOK, PENYIMPANGAN SEKS PADA REMAJA, DAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN MINUMAN KERAS/NARKOBA


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Era globalisasi telah membuat kehidupan mengalami perubahan yang signifikan, bahkan terjadi degradasi moral dan sosial budaya yang cenderung kepada pola-pola perilaku menyimpang. Hal ini sebagai dampak pengadopsian budaya luar secara belebihan dan tak terkendali oleh sebagian remaja kita. Persepsi budaya luar ditelan mentah-mentah tanpa mengenal lebih jauh nilai-nilai budaya luar secara arif dan bertanggung jawab.
Tak mungkin pula, kehadiran teknologi yang serba digital dewasa ini banyak menjebak remaja kita untuk mengikuti perubahan ini. Hal ini perlu didukung dan disikapi positif mengingat kemampuan memahami pengetahuaan dan teknologi adalah kebutuhan masa kini yang tidak bisa terelakkan. Namun, seringkali terlepas oleh kontrol. Pengaruh era global seringkali dianggap sebagai symbol kemajuan dan mendapat dukungan berarti di kalangan remaja. Kemajuan informasi dan teknologi telah membawa ke arah perubahan konsep hidup dan perilaku sosial. Pengenalan dan penerimaan informasi dan teknologi tumbuh pesat bahkan menjadi kebutuhan hidup.
Perlu kiranya menjadi keprihatinan bersama, sekaligus menaruh perhatian lebih bila mengamati dan menjumpai sebagian dari remaja yang makin menikmati dan menghabiskan masa remajanya dengan kegiatan yang kurang berfaedah bahkan sama sekali tak berguna demi masa depannya. Sungguh ironis, kala daya tarik pendidikan dan pengetahuan yang mestinya wajib didapatkan oleh para remaja, malah justru menjadi momok yang menakutkan memicu kebencian.
Perlu kiranya memformulasikan kebutuhan pendidikan (akhlak, ilmu pengetahuan, teknologi, mental dan lain-lain) yang lebih mendekati kepada kepentingan riil anak remaja masa kini. Tidak sekedar mengadopsi pola-pola atau cara-cara Negara sekuler, sementara sering mengesampingkan nilai-nilai moral dan mental generasi remaja.
Masalahnya sejauh mana nilai positif dari kemajuan tersebut mampu dipilih dan dipilah secara cermat dan bertanggung jawab oleh remaja. Ini sangat urgen, karena persoalannya menyangkut masa depan remaja itu sendiri dan bisa jadi Negara kita ini, akan kehilangan satu mata rantai generasi penerus (the loss generation). Jika hal ini benar-benar terjadi, maka dalam tataran ini, siapa yang harus dipersalahkan?
Dalam makalah ini kami mencoba untuk menguraikan lebih dalam tentang kenakalan-kenakalan anak/remaja, penyebab serta gejala-gejalanya.
SELAMAT MEMBACA.






BAB II
REMAJA DAN PERMASALAHANNYA :
BAHAYA MEROKOK, PENYIMPANGAN SEKS PADA
REMAJA, DAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN MINUMAN
KERAS/NARKOBA

  1. Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negative bagi tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatar belakangi seeorang merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (permissive beliefs/fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan di depan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebyanya atau dengan kata lain dengan kelompoknya.
    • Penyebab Remaja Merokok
      1. Pengaruh orang tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar Psikologi, 1999 : 294).
      1. Pengaruh teman
Berbagai fakta mengungkapkan semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya perokok juga dan demikian ssebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman tersebut yang dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al bachri, 1991).
      1. Faktor kepribadian
Orang mencoba ingin merokok karena alas an ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
      1. Pengaruh iklan
Melihat iklan dimedia massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejahatan atau glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti prilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX, 1991)

  1. Penyimpangan Seks Pada Remaja
Kita telah ketahui bahwa kebebasan bergaul remaja sangatlah diperlukan agar mereka tidak “koper” dan “jomblo” yang biasanya jadi anak mama.”banyak teman maka banyak pengetahuan”. Namun tidak semua teman kita sejalan dengan yang kita inginkan. Mungkin mereka suka huru hara, suka dengan yang berbau pornografi, dan tentu saja ada yang bersifat terpuji. Benar agar kita tidak terjerumus dipergaulan bebas yang menyesatkan.
Masa remaja meruupakan suatu masa yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang didalam nya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan diri remaja itu sendiri. Masa remaja dapat dicirikan dengan banyaknya rasa ingin tau pada diri seseorang dengan berbagai hal, tidak terkecuali bidang seks. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, organ produksi mengalami perkembangan dan pada akhirnya akan mengalami kematangan. Kematangan organ produksi dan perkembangan psikologis remaja yang mulai menyukai lawan jenisnya serta arus media informasi baik elektonik maupun non elektronik akan sangat berpengaruh terhadap perilaku seksual individu remaja tersebut.
Salah satu masalah yang sering timbul pada remaja terkait dengan masa awal kematangan organ reproduksi pada remaja adalah masalah kehamilan yang terjadi pada remaja di luar pernikahan. Apalagi apabila kehamilan tersebut terjadi pada usia sekolah. Siswi yang mengalami kehamilan biasanya mendapatkan respon dari dua pihak. Pertama yaitu dari pihak sekolah, biasanya jika terjadi kehamilan pada siswi, maka yang sampai saat ini terjadi adalah sekolah meresponnya dengan sangat buruk dan berujung dengan dikeluarkannya siswi tersebut dari sekolah. Kedua yaitu dari lingkungan di mana siswi tersebut tinggal, lingkungan akan cenderung mencemooh dan mengucilkan siswi tersebut. Hal tersebut terjadi jika karena masih kuatnya nilai norma kehidupan masyarakat kita. Kehamilan remaja adalah isu yang saat ini mendapat perhatian pemerintah. Karena masalah kehamilan remaja tidak hanya membebani remaja sebagai individu dan bayi mereka namun juga mempengaruhi secara luas pada seluruh strata di masyarakat dan juga membebani sumber-sumber kesejahteraan. Namun, alasan-alasannya tidak sepenuhnya di mengerti. Beberapa sebab kehamilan termasuk rendahnya pengetahuan tentang keluarga berencana, perbedaan budaya yang menempatkan harga diri remaja di lingkungannya, perasaan remaja akan ketidak amanan atau impulsifisitas, ketergantungan kebutuhan, dan keinginan yang sangat untuk mendapatkan kebebasan. Selain masalah kehamilan pada remaja masalah yang juga sangat menggelisahkan berbagai kalangan dan juga banyak terjadi pada masa remaja adalah banyaknya remaja yang mengidap HIV/AIDS.




  1. Remaja dan Penyalahgunaan Minuman Keras dan Narkoba
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia dari tahun 1998–2003 adalah 20.301 orang, di mana 70% di antaranya berusia antara 15–19 tahun.
      1. Definisi dan Macam-Macam Narkoba
Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan adiktif berbahaya lainnya) adalah bahan atau zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia, baiik secara oral / diminum ,dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau perasaan, prilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi) fisik dan psikologis. Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis mapun semi sintites yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. (Undang-undang No.22 tahun 1997).
Yang termasuk jenis narkotika adalah :
  • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina,ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
  • Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut diatas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktifitas mental dan prilaku ( Undang-undang No. 5/1997). Zat yang temasuk psikotropika antara lain :
  • Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Finsiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Alis Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintites yang dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu system syaraf pusat, seperti Alcohol.

      1. Apakah Alkohol Itu?
Alcohol adalah zat yang menekan susunan syaraf pusat meskipn dalam jumlah kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan bahan psikoaktif yang terdapat dalam alcohol adalah etil alcohol yang diperoleh dari fermentasi madu, gula, sari buah, atau umbi-umbian. Nama yang popoler : minuman keras (miras), kamput, tomi (topi miring), cap tikus, balo dll. Minuman beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bird an soda alcohol (1-7 % alkohol), anggur (10-15% alcohol) dan miniman keras bisa disebut dengan minuman spirit ( 35-55% alcohol) konsentrasi alcohol dalam darah dicapai dalam 30-90 metit setelah minum.
Dari beberapa penelitian alcohol dapat menyebabkan :
    • Kecelakaan lalu lintas
    • Luka bakar
    • Bunuh diri
    • Kecelakaan kerja
3. Pengaruh Terhadap Tubuh (Fisik dan Mental)
Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
  • Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
  • Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
  • Makanan yang ada di dalam lambung.
  • Pengalaman seseorang minum-minuman alkohol.
  • Situasi di mana orang minim-minuman beralkohol.
  1. Pengaruh Jangka Pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara konsentrasi alcohol di dalam darah (Blood Alkohol Concentration – BAC) dan efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya, orang banyak beranggapan bahwa penampilan mereka menjadi lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.

  1. Resiko Intoksikasi (mabuk)
Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah “mabuk”, “teler” sehingga dapat menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga henti nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya produktivitas kerja (misalnya teler, kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan, alkohol dapat menyebabkan perilaku kriminal. 70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40%.
  1. Pengaruh Jangka Panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
    • Kerusakan jantung.
    • Tekanan darah tinggi.
    • Stroke.
    • Kerusakan hati.
    • Kanker saluran pencernaan.
    • Gangguan pencernaan lainnya (misalnya tukak lambung).
    • Impotensi dan kurangnya kesuburan.
    • Meningkatkan resiko terkena kanker payudara.
    • Kesulitan tidur.
    • Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan.
    • Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.
Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap hubungan sesama finansial, pekerjaan dan juga menimbulkan masalah hukum.
  1. Toleransi dan Ketergantungan
Pengguna alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan adalah keadaan di mana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.
  1. Gejala Putus Alkohol
Seseorang yang mengalami ketergantungan secara fisik terhadap alkohol akan mengalami gejala putus alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala biasanya terjadi mulai 6 – 24 jam setelah minum yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung selama 5 hari, diantaranya adalah:
    • Gemetar
    • Mual
    • Cemas
    • Depresi
    • Berkeringat yang banyak
    • Nyeri kepala
    • Sulit tidur (berlangsung beberapa minggu)
Gejala putus alkohol sangat berbahaya. Orang yang minum lebih dari 8 standar minum perhari dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter (sebelum memutuskan untuk berhenti minum) untuk mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi.
  1. Sedangkan berdasarkan efeknya, narkoba bisa dibedakan menjadi tiga :
    1. Depresan, yaitu menekan sistem-sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitas fungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkan kematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannya seperti morphin dan heroin. Cocntoh yang popular sekarang adalah Putaw.
    2. Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan serta kesadaran. Jenis stimulan : Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarang sering dipakai adalah shabu-shabu dan ekstasi.
    3. Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkan halusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline dari kaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang diramu di laboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atau ganja.
  1. Penyalahgunaan Nakoba
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penelitian. Tetapi karena berbagai alasan mulai dari keinginan untuk dicoba-coba, ikut trend/gaya, lambing status social, ingin melupakan persoalan dan lain-lain, maka narkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut juga dengan kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan biasanya sebagai berikut :
    • Coba-coba
    • Senang-senang
    • Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
    • Penyalahgunaan
    • Ketergantungan
  1. Dampak Penyalahgunaan Narkoba
Bila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan ginjal. Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis, maupun sosial seseorang.
    1. Dampak Fisik
  1. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) sepertikejang-kejang halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf.
  2. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti : penanahan (abses), alergi, eksim.
  3. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti : penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
  4. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
  5. Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan pada endokrin, seperti : penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
  6. Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidak teraturan menstruasi, dan menorhoe (tidak haid).
  7. Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
  8. Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian.
    1. Dampak psikis
  1. Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah.
  2. Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga.
  3. Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal.
  4. Sulit berkonsultasi, perasaan kesal dan tertekan.
  5. Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri.
    1. Dampak sosial
  1. Gangguan mental, anti-sosial, dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan.
  2. Merepotkan dan menjadi beban keluarga.
  3. Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram.
Dampak fisik, psikis, dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejala fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.
  1. Bahaya Narkoba Bagi Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

  1. Menangani Masalah Yang Terjadi Pada Remaja
Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas di atas terdapat pula masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan belajar, depresi dan lain-lain. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Di tangan remajalah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain :
  1. Peran Orang Tua
    • Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balita.
    • Membekali anak dengan dasar moral dan agama.
    • Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orang tua dan anak.
    • Menjalin kerjasama yang baik dengan guru.
    • Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat.
    • Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak.
    • Hindarkan anak dari NAPZA.
  2. Peran Guru
    • Bersahabat dengan siswa.
    • Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman.
    • Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstra kurikuler.
    • Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga.
    • Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP.
    • Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas.
    • Meningkatkan kerjasama dengan orang tua, sesama guru dan sekolah lain.
    • Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat.
    • Mewaspadai adanya provokator.
    • Mengadakan kompetesi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah.
    • Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA.
  3. Peran Pemerintah dan Masyarakat
      • Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti.
      • Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain.
      • Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas.
      • Memberikan keteladanan.
      • Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas.
      • Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan.
  4. Peran Media
  • Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesuai usia).
  • Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak profokatif).
  • Adanya rubrik khusus dalam media massa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.


BAB III

KESIMPULAN
  • Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
  • Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13 – 18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada di masa transisi.
  • Jeni-jenis kenakalan remaja diantaranya :
    1. Merokok
    2. Penyimpangan seks
    3. Minuman keras
    4. Penyalahgunaan narkoba
  • Penyebab terjadinya kenakalan remaja
      1. Faktor Internal
        • Krisis identitas
        • Kontrol diri yang lemah
      2. Faktor Eksternal
  • Kondisi keluarga yang kurang harmonis.
  • Teman sebaya yang kurang baik.
  • Komunitas/lingkungan untuk mengatasi kenakalan remaja.
  • Hal-hal yang bias dilakukan untuk mengatasi kenakalan remaja
  • Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya control diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.
  • Kemauan orang tua membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
  • Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja tersebut bergaul.
  • Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

PERGAULAN BEBAS


BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah salah satu makhluk yang dalam meneruskan hidup jenisnya memerlukan pasangan untuk dapat melakukan regenerasi. Dalam proses regenerasi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku keduanya. Sebagai manusia yang mempunyai berbagai kelebihan dibanding makhluk lain, yaitu karunia akal dan hati. Maka manusia dalam proses regenerasi tidaklah sama seperti hewan. Tetapi manusia mempunyai berbagai aturan kehidupan yang telah diajarkan oleh pembawa pesan dari sang penelpon, atau berbagai norma sebagai kesepakatan bersama dengan manusia lain. Aturan/norma ini dibuat dengan pemikiran dan penggunaan hati untuk menilainya sebagai pedoman hidup untuk menjadi manusia yang baik.
Hubungan yang terjalin antara jenis satu dengan lainnya ini adalah kekuatan utama agar generasi manusia tidak punah. Proses ini dalam kehidupan dewasa ini sudah mulai tercampuri berbagai kebudayaan lain yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat manusia di belahan bumi timur, Negara kita termasuk didalamnya.
Dalam uraian makalah ini akan menyinggung masalah pergaulan bebas antara remaja yang menjurus pada penyalah gunaan hasrat untuk regenerasi menjadi hasrat untuk pelampiasan nafsu diri semata.

BAB II
PERGAULAN BEBAS

Dewasa ini pergaulan remaja, baik remaja sekolah maupun remaja kuliah, telah mengalami suatu tahapan yang berbeda dengan adapt budaya dan agama yang menjadi sandaran norma dan aturan dalam hubungan interaksi antar manusia. Dalam pergaulan yang semakin bebas ini memunculkan berbagai bentuk kebiasaan lain.
Dari pola pikir yang materialistic dan mencari kenikmatan instant walau sesaat telah menjadi sisi kehidupan tersendiri. Dari kebebasan pergaulan meskipun ada segi positifnya yaitu kebebasan berpikir dan berkreasi dengan kerjasama antar lawan jenis sehingga menghasilkan kreasi karena kedekatannya, mempunyai sisi lain dengan lahirnya berbagai gejala social diantaranya terjadi sex pra nikah.
Sex bebas yang merebak di kalangan remaja adalah fenomena di mana aturan dan norma kehidupan yang telah diajarkan agama dan aturan yang menjadi kesepakatan bersama antar manusia telah terabaikan, tergusur oleh pemikiran yang serba untuk kesenangan.
Perilaku sex bebas ini selain telah mengabaikan norma, juga telah mendorong terjadinya pergeseran fungsi utama sex bagi manusia. Dari tujuan utama sebagai sarana regenerasi telah beralih menjadi sarana nafsu semata. Naluri sex merupakan sumber tenaga manusia untuk terus melestarikan spesiesnya di mana dalam pertumbuhannya remaja hingga dewasa dorongan sex ini semakin kuat. Jika tanpa ada pengatur atau pengontrol oleh norma agama, sosial masyarakat dan pendidikan sex akan terjadi dominasi nafsu dalam diri.
Pergaulan bebas antar lawan jenis mendorong terjadinya hamil pra nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya. Gadis yang sudah tidak “Gadis” lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia di mana praktek aborsi sebagai mediator alternative bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir.
Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam, terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan akibat pengaruh globalisasi merupakan indikasi terjadinya banyak permasalahan pada generasi muda. Sex pra nikah telah menjadi node pergaulan negatif yang harus ditanggapi serius semua pihak dengan pengupayaan perhatian yang lebih.
Karena dari hal ini memicu timbulnya hamil sebelum nikah akibat sex bebas dalam pergaulan yang mana minimnya pendidikan pemahaman agama, kurangnya perhatian orang tua, cueknya masyarakat akan situasi lingkungan dan taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum bertata secara benar yang kebanyakan diperoleh dari teman sebaya lewat obrolan-obrolan cabul dan jorok atau lewat media-media masa yang menimbulkan anggapan yang salah atau emosi negative.
Masa remaja dalam perkembangannya hingga timbul rasa tertarik pada lawan jenis merupakan awal masa bercinta. Pertumbuhan biologis serta perkembangan psikologis dan pergaulan makin menumbuh kembangkan nafsu seksual awal, meningkatkan pada taraf rasa senang dan tertarik terhadap lawan jenis, secara perlahan menuju taraf kematangan, ditingkatkan dengan pendekatan.
Dalam tahap pacaran ini peran norma agama dan adat budaya sebagai pengontrol serta pemberi batasan antar lawan jenis sangat berpengaruh asal tidak terjadi pergaulan bebas yang menjurus pada sex bebas. Akibat naluri sex menggebu yang tidak mudah dikendalikan dan agar proses pacaran berjalan lancar dengan penyesuaian dan perkenalan karakter masing-masing sehingga mencapai kesuksesan menuju jenjang pernikahan yang mana kedua pasangan telah siap dengan tidak didahului adanya kehamilan terlebih dahulu.
Makin maraknya hamil pra nikah ini tidak luput dari kurangnya peran sector pendidik dalam memberikan pengajaran, pengertian dan pemahaman akan pendidikan sex yang sehat untuk menghasilkan manusia-manusia yang dewasa, betul-betul matang, dapat menggunakan seksualitasnya dengan bertanggung jawab demi kebahagiaan dirinya sendiri dan lingkungan atau masyarakat, yang mana peran pendidikan ini sangat perlu.
Eefk lain dari maraknya sex bebas adalah makin merebaknya penyakit kelamin, dari yang ringan hingga HIV-AIDS banyak menjangkiti kehidupan generasi muda sekarang.
Perlunya pendidikan sex bagi remaja agar remaja tidak terjebak pergaulan bebas yang mendorong pada sex bebas, terutama pendidikan sex yang efektif dari orang tua dalam keluarga. Sedang sekolah menekankan ajaran kejujuran, tanggung jawab, pengendalian diri dan kewaspadaan.
Pengendalian hawa nafsu sebagai jihad terbesar sepanjang hidup dengan kepatuhan dan keimanan pada ajaran agama. Dengan hal ini dapat mencegah hubungan terlalu jauh sebelum nikah. Bagi yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu seyogyanya melaksanakan pernikahan dengan dasar kesiapan dari kedua pasangan secara kepribadian, kematangan mental, emosional, sosial dan fisik serta sikap mengedepankan rasa tanggung jawab. Dan tak lupa syarat pernikahan ini haruslah berdasarkan perasaan saling cinta mencinta dan harga-menghargai.
Kiat bagi remaja dalam berpacaran yang mana pacaran budaya asing, hendaknya diisi dengan jalinan hubungan dengan pasangan dengan dasar cinta, cinta yang tidak harus belepotan syahwat dan birahi. Bahkan ketika cinta itu tumbuh semakin dewasa, syahwat dan birahi tidak lagi menjadi tujuan yang memiliki arti. Dalam bentuknya yang dewaas itu, cinta lebih kentara dengan wujud kepasrahan, keikhlasan dan pengaruh eksistensi.

Aku mencintaimu bukan karena ingin memilikimu, tapi aku mencintaimu karena aku mencintai-Nya.”

Inilah motivasi untuk merubah pola pikir generasi muda yang hanya memburu nafsu kesenangan sesaat, menjadi sebuah ide hidup yang hangat menemani hari dalam naungan cinta suci menuju kebenaran sejati. Inilah tonggak manusia menjadi umat yang paling tinggi derajatnya di banding makhluk lain.



BAB III
PENUTUP

Pendewasaan pemikiran remaja dengan beranjak dalam memahami cinta dari sekedar remah-remah kehidupan kepada cinta sebagai hamparan sawah lading, yang tidak pernah menuntut hadir di meja makan, namun karenanya kita semua bisa dengan lahap bersantap malam. Cinta suci inilah dasar pergaulan lawan jenis yang sesuai dengan fitrah manusia agar tidak menimbulkan gejala sosial yang negatif.
Perkembangan regenerasi yang dapat memperoleh hasil yang baik. Bukan karena faktor kecelakaan atau regenerasi yang tidak diinginkan, tetapi merupakan tujuan suci untuk menjaga eksistensi kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Demikianlah uraian makalah ini yang dapat kami/pemakalah sampaikan. Semoga dapat menjadikan manfaat dan tambahan pengetahuan.

Sirnanya Pesonamu


Sirnanya Pesonamu
Oleh : Zahratunnisa

Di suatu sudut kota terdapatlah sebuah rumah yang tidak terlalu mewah. Di dalamnya, tinggallah seorang janda bersama seorang anaknya. Kehidupan mereka bisa dibilang pas-pasan. Dibagian belakang rumah, tepatnya di ruang makan terdengar sebuah percakapan. “Ibu rasa kamu sudah cukup umur untuk menikah, Ky. Tapi selama ini ibu belum pernah melihat kamu dekat dengan seorang wanita pun.”
“Aku belum terpikir ke situ bu.”
“Terus, kapan kamu mau menikah?”
“Entahlah bu, aku mau fokus ke kuliah dulu. Untuk urusan itu aku serahkan semuanya pada ibu, biarlah ibu yang memilihkan yang terbaik untukku. Bagiku, menikah adalah urusan belakangan dan sekarang aku ingin menyelesaikan kuliahku dengan prestasi-prestasi yang membanggakan. Hingga aku bisa mendapatkan pekerjaan tetap dan layak dengan ijazah yang aku dapatkan.”

“Ya sudahlah, ibu terserah kamu saja. Yang pasti ibu ingin melihat kamu bahagia bersama pendamping hidupmu.”Bias cahaya bulan yang begitu terang seakan menambah hangatnya perbincangan mereka.

Di atas kasur ia membaringkan tubuhnya sambil memikirkan perkataan ibunya tadi. Ibunya tidak tahu, bahwa ia sudah dekat dengan seorang perempuan yang sangat cantik dan merupakan bintang di kampusnya. Beberapa jam kemudian ia pun tertidur dengan lelapnya.

Cahaya matahari sudah mulai menembus kaca jendela kamar Rizky. Ia pun terbangun di tengah embun pagi, menyambut hari secerah matahari.

Di kampus Rizky terkenal sebagai seorang mahasiswa yang cerdas dan religius. Di sudut kantin, terlihat Rizky sedang berbincang-bincang dengan seorang temannya.
“Aku sangat senang kuliah di kampus ini, Zan.”
“Oh ya, kenapa?? tanya Fauzan. Emm ……., aku tahu, karena di sini kamu menemukan cintamu, betul kan …..???”
Dengan tersenyum malu Rizky menjawab, “tepat sekali katamu Zan. Di sini aku bertemu dengan seorang perempuan yang sangat cantik, berambut panjang, hidungnya mancung, cerdas, dan di mataku ia sangat sempurna bak bidadari surga yang sedang berkeliaran di bumi. Aku beruntung bisa mendapatkan cintanya.”
“Tapi, ngomong-ngomong kapan kalian akan mengakhiri kisah cinta itu dalam ikatan suci?” sela Fauzan di tengah pujian-pujian yang terlontar dari mulut Rizky untuk pujaan hatinya, Chaca. “Aku belum tahu, yang pasti aku jalani dululah apa yang ada.”

Tiba-tiba Rizky terkejut ketika mendengar suar seorang wanita dari arah belakang dan memanggil namanya. Risky sangat mengenal suara itu, yang tidak lain adalah Chaca. Chaca pun langsung duduk di dekatnya. Fauzan yang sedari tadi memerhatikan mereka menjadi tidak enak, ia pun pergi meninggalkan mereka berdua.

Chaca memulai pembicaraannya dengan mengajak Rizky ke rumahnya sore ini karena orangtuanya ingin mengenal lebih jauh dengannya. Selama ini orangtuanya hanya mengetahui tentang Rizky dari cerita Chaca saja. Dan kali ini, mereka ingin melihat Rizky.

Risky adalah anak yang baik, dan tidak merepotkan ibunya. Ia kuliah dengan beasiswa yang selalu ia dapatkan. Sejak umur dua bulan sampai dengan sekarang ia tak pernah merasakan hangatnya kasih sayang seorang ayah. Ayahnya hilang tanpa meninggalkan jejak, pergi entah kemana. Itulah orangtua Chaca tahu darinya. Tapi ada yang aneh, ayahnya tidak merespon dengan baik hubungan mereka. Entah mengapa, Chaca pun tak tahu. Dengan tiba-tiba saja ayahnya mengajak Rizky ke rumahnya. Itulah yang membuat Chaca heran. Tapi, hati kecil Chaca sangatlah senang. Mungkin ini adalah awal yang baik untuk hubungan mereka ke depan.

Ternyata, perkiraan Chaca salah besar. Ketika sore itu Rizky datang ke rumahnya dan berbincang-bincang dengan ayahnya. Tiba-tiba dari arah ruang tamu terdengar bentakan dan cacian. Chaca tak berani keluar dan ia hanya mengintip dari pintu kamarnya. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, ayahnya menampar Rizky dengan kerasnya. Tak terasa, air mata Chaca menetes dengan derasnya. Hatinya bingung, penuh Tanya, apakah yang terjadi, hingga ayahnya melakukan hal itu. Hatinya galau, pikirannya kacau.

“Pergi kamu dari sini!! Dan jangan pernah ke rumah lagi. Dan juga putuskan hubunganmu dengan Chaca. Kamu tahu kan siapa Chaca … ?? Dia itu anak saya, anak seorang bangsawan yang sangat terkenaldan disegani. Apa kata orang nanti, jika saya mempunyai menantu seperti kamu. Kamu itu hanya anak seorang janda, ayahnu tidak jelas, mau kamu kasih makan apa anak saya nanti? Sadar diri dikit dong, kamu tidak sederajat dengan kami.”

Dengan terisak-isak Rizky menangis, hatinya hancur seperti kapal pecah, harapan untuk memiliki Chaca pun musnah. Ia keluar dari rumah Chaca, ketika sampai di halaman rumah, ia melihat seberkas mentari redup dengan meneteskan air mata kesedihan dari teras atas rumah. Keduanya melambaikan tangan, ia pun bergegas pulang ke rumahnya dengan air mata yang terus menetes tanpa henti.

Sesampainya di rumah, ia melihat ada dua orang wanita yang cantik sedang berbincang-bincang dengan ibunya. Ibunya pun memperkenalkan Rizky pada dua orang wanita tersebut. Ibunya memberitahukan pada Rizky bahwa tamu itu adalah temannya dan yang masih sangat muda adalah anaknya, yang akan ia jodohkan dengan Rizky. Dan rencana pernikahan pun sudah diatur oleh kedua belah pihak orang tua mereka.

Rizky sangat terkejut mendengar perkataan ibunya. Hatinya sedih, meskipun harapan untuk memiliki Chaca sudah buram, tapi rasa sayang dan cintanya masih ada bahkan tak berubah. Cintanya masih sama seperti dulu. Tapi, apa boleh buat. Ia tak mau mengecewakan ibunya, baginya pilihan ibunya adalah yang terbaik untuknya. Akhirnya ia menerima perjodohan itu dengan hati terpaksa.

Seminggu setelah pernikahan, mereka mengontrak rumah yang cukup dekat dengan kampus Rizky. Istrinya sangat sayang dan bahagia hidup bersamanya. Tapi rasa itu sangat berlawanan dengan Rizky. Ia merasa pernikahan ini adalah siksaan batin baginya. Kalau dilihat dari raut mukanya memang bahagia tapi sesungguhnya hatinya sangatlah sedih karena ia tak mampu menghilangkan rasa cintanya pada Chaca yang seharusnya rasa itu ia berikan pada istrinya sepenuhnya. Ia berlaku layaknya sebagai seorang suami yang baik hanyalah sebatas untuk tidak mengecewakan pilihan ibunya bukan karena ia sayang pada istrinya. Ia sangat pandai menyimpan perasaannya, hingga istrinya tak pernah tau apa yang ia rasakan sebenarnya.

Setahun kemudian, ia lulus kuliah dengan gelar S1. Ia mendapatkan beasiswa lagi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia sangat bahagia, tapi tidak ada yang tahu bahwa di balik kebahagiaan tersebut masih tersimpan kesedihan yang mendalam. Ia masih tak bisa melupakan Chaca, meskipun telah mencobanya berkali-kali, tetap tak bisa. Wajah Chaca begitu terlihat jelas di matanya, aura kecantikannya masih membayangi pikirannya. Ia pun berniat akan melanjutkan ke S2 di kota yang cukup jauh dari rumahnya. Ia ingin fokus terhadap kuliahnya, mungkin dengan cara itu bisa sedikit membantunya dalam proses melupakan Chaca. Ia meminta ijin pada istrinya dan istrinya pun mengijinkan walau dengan berat hati karena ia pada saat itu sedang hamil tua. Usia kandungannya sekitar tujuh bulan lebih. Istrinya disuruh tinggal bersama ibunya agar jika ada keperluan mendadak ibunya bisa segera membantu.

Ia sangat berkonsentrasi pada kuliahnya. Ia masih tak bisa menghilangkan rasa cintanya pada gadis pujaannya, Chaca. Ia hampir tak pernah memikirkan istrinya. Dua bulan kemudian, ia teringat akan istrinya yang sedang hamil dan mungkin kini ia sudah melahirkan. “Anak aku laki-laki atau perempuan yaaa …. ? Kalau perempuan pasti cantik seperti bidadari-bidadari surga dan kalau laki-laki pasti ganteng dan baik hati seperti ayahnya. Andai saja yang jadi istriku adalah Chaca, aku pasti akan sangat bahagia dan jika hidup bersama selamanya dalam membesarkan dan membimbing anak kita.” katanya dalam hati. Tiba-tiba, hasrat untuk melihat anaknya pun muncul. Setelah pulang kuliah, ia mempersiapkan segala keperluan selama perjalanan karena besok ia akan pulang ke kota tempat ia tinggal dulu. Setelah sampai tempat yang pertama kali ia datangi adalah rumah kontrakannya yang pernah ia huni bersama istrinya. Di dalam rumah, tepatnya di atas sebuah lemari ia menemukan sebuah surat berwarna pink dan kemudian dibacanya.

Aku diam bukan berarti aku tak tahu
Hati seorang istri takkan bisa dikelabui
Meskipun dengan raut muka secerah matahari
Kau adalah matahariku
Selalu memberikan kehangatan dalam beku hatiku
Walau dengan keterpaksaan jiwamu
Kemarin kau raih aku dengan nestapa cinta
Sejak denganmu aku bisa menikmati tawaku lagi
Aura cinta yang sempat hilang dalam jiwaku ini
Terpancar kembali
Dan itu tertuju pada dirimu
Salahkah aku ??
Kau racuni aku dengan segala kepolosanmu
Tapi apa boleh buat
Kau yang memulai, aku pun juga ikut bersandiwara
Salahkah jika kucoba ikut berperan …. ???
Tak sopankah jika kukatakan sebuah kejujuran ??
Hingga aku terlena di panggungmu
Aku memang egois
Drama yang kumainkan tak ingin terkatung-katung
Aku ingin menyelesaikan kisah denganmu
Berdialog hati layaknya Qais dan Laila
Karena satu alasan
Kau telah mencuri sebaik naskahku
Hingga hanya denganmu saja ku jadi tokoh yang sempurna
Kau jahat !! Kau pencuri !!
Tapi aku terlanjur menjatuhkan hati

Yang Selalu Mencintaimu


Istrimu

Risky menangis dengan kerasnya sambil memeluk surat itu. Ia menyesali perbuatannya selama ini. Seketika itu juga pesona kecantikan Chaca hilang dalam sekejap. Dan kini yang ia cintai hanyalah istrinya seorang. Kemudian ia pergi menuju rumah ibunya.
Di sana ia melihat banyak orang yang keluar dari rumahnya dengan pakaian serba hitam. Ia pun heran, apa yang terjadi di dalam. Ia langsung masuk dan menemui ibunya sambil bertanya, “Apa yang terjadi, Bu? Di mana istriku dan anakku? Tolong jawab pertanyaanku, Bu !!!” sambil menangis ibunya menjawab, “maafkan ibu anakku, ibu tak mampu menjaga istrimu dengan baik. Seminggu yang lalu istrimu meninggal saat ia melahirkan dan juga anakmu. Dan tadi baru saja diadakan acara tahlilan. Dengan berderai air mata, ia tak mampu membendung kesedihan yang mengguncang jiwanya. Hatinya pun berkata :

Oh Tuhan, mengapa Kau ciptakan rasa cinta ini saat ia tiada ??
Sungguh ku tak mampu menghadapi semua ini
Mungkin inilah takdir-Mu atas diriku
Dan sungguh aku tak mampu membelokkan jalan suratanmu
Ke tempat yang aku inginkan
Jika boleh aku meminta
Ku ingin menyusul mereka
Menemui anak dan istriku di surga